Menurut situs Wikipedia Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar), adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau virus, sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar". Pada artikel berikut Petti Lubis melalui situs Viva.co.id lebih jauh memaparkan tentang vaksin untuk penyakit tipes.
Vaksin untuk mengobati penyakit tipes atau demam tifoid, sebenarnya sudah dikenal cukup lama. Vaksin yang bernama Tivim ini biasanya banyak didapatkan di daerah endemi (daerah yang sering terjadi penyebaran penyakit).
Sebuah studi terbaru di India melaporkan,vaksin ini tak hanya efektif melindungi individu yang divaksin dari demam tifoid, keluarga dan lingkungan di sekitarnya pun dapat ikut merasakan manfaatnya.
Dulu vaksin ini diberikan kepada anak-anak hingga dewasa. Tetapi sekarang tidak lagi. Hanya diberikan kepada daerah endemi saja. Orang asing yang masuk ke Indonesia biasanya menerima vaksin tifoid ini.
Yang perlu Anda tahu, vaksin ini memiliki dua tipe, yaitu vaksin dengan metode suntikan untuk membunuh kuman penyebab tipes dan vaksin dengan metode oral yang berfungsi untuk melemahkan kuman.
Jika Anda ingin menjalani vaksinasi ini ada baiknya berkonsultasi dulu dengan dokter spesialisasi penyakit dalam.
Lantas, kapan perlu menjalani vaksin ini? Menurut situs Centers for Disease Control and PreventionVaksin ini tidak disarankan diberikan secara rutin. Tapi, ada kondisi dan waktu tertentu yang dianjurkan untuk menerima vaksinasi ini.
- Pelancong yang sering berpergian ke daerah endemi.
- Bagi yang memiliki anggota keluarga yang terserang tipes
- Petugas medis atau laboratorium yang bekerja di sekitar pesien penyakit tipes
Siapa saja yang dianjurkan menjalani vaksinasi ini?
Suntikan:
- Sebaiknya tidak diberikan pada anak yang berusia di bawah 2 tahun.
- Satu dosis untuk perlindungan. Bagi Anda yang sering travelling sebaiknya menerima vaksin ini dua minggu sebelum bepergian, agar vaksin bisa bekerja dengan baik. - Dosis untuk pencegahan, dilakukan dua tahun sekali untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena tipes.
Oral:
- Sebaiknya tidak diberikan pada anak berusia di bawah 6 tahun
- Untuk perlindungan, berikan 4 dosis yang diberikan empat hari sekali setidaknya seminggu sebelum berpergian ke daerah endemi.
- Dosis untuk pencegahan, dilakukan lima tahun sekali untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena tipes.
Mereka yang tidak dianjurkan menerima vaksin ini:
- Bila Anda mengalami reaksi alergi dari vaksin ini sebaiknya tidak mengulangi menerima vaksin ini.
- Mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah (pengidap HIV/AIDS atau penyakit lain yang bisa mempengaruhi daya tahan tubuh)
- Mereka yang sedang mengonsumsi steroid
- penderita kanker
Jika Anda ingin menjalani vaksinasi ini ada baiknya berkonsultasi dulu dengan dokter spesialisasi penyakit dalam.
Efek samping yang mungkin terjadi
- reaksi alergi
- demam (terjadi pada 1 dari 100 orang)
- Sakit kepala (terjadi pada 3 dari 100 orang)
Demam tipes atau tifoid merupakan masalah serius di negara-negara berkembang,yang mana mengenai sekitar 22 juta anak-anak maupun dewasa per tahun. Setiap tahun, sekitar 216.000-600.000 di antaranya meninggal dunia.
Salmonella Typhi, kuman penyebab tifoid, dapat menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh agen penyakit ini. Kontak yang bersifat langsung dan intens dengan orang yang terinfeksi juga meningkatkan risiko seseorang untuk tertular, terlebih jika daya tahan tubuhnya tengah melemah. Bakteri ini dapat terbawa dalam saluran pembuangan atau aliran darah.
Orang yang terinfeksi biasanya akan menampakkan gejala demam tinggi, lemah, nyeri perut, pusing, mual atau muntah. Ada pula yang disertai diare yang kadang-kadang bercampur darah. Antibiotik sejak lama telah digunakan untuk menangani demam tifoid.
Di Indonesia vaksinasi tifoid tidak diwajibkan, berbeda dengan di luar negeri. Vaksin ini tidak menjamin orang bisa bebas dari penyakit tipes. Semua sangat tergantung pada kebersihan pribadi masing-masing. Kalau orang selalu menjaga kebersihan diri pastinya akan terhindar dari penyakit tipes.
Sumber :
http://life.viva.co.id/news/read/79337-yang_perlu_anda_tahu_tentang_vaksin_tipes
Jika Anda ingin menjalani vaksinasi ini ada baiknya berkonsultasi dulu dengan dokter spesialisasi penyakit dalam.
Lantas, kapan perlu menjalani vaksin ini? Menurut situs Centers for Disease Control and PreventionVaksin ini tidak disarankan diberikan secara rutin. Tapi, ada kondisi dan waktu tertentu yang dianjurkan untuk menerima vaksinasi ini.
- Pelancong yang sering berpergian ke daerah endemi.
- Bagi yang memiliki anggota keluarga yang terserang tipes
- Petugas medis atau laboratorium yang bekerja di sekitar pesien penyakit tipes
Siapa saja yang dianjurkan menjalani vaksinasi ini?
Suntikan:
- Sebaiknya tidak diberikan pada anak yang berusia di bawah 2 tahun.
- Satu dosis untuk perlindungan. Bagi Anda yang sering travelling sebaiknya menerima vaksin ini dua minggu sebelum bepergian, agar vaksin bisa bekerja dengan baik. - Dosis untuk pencegahan, dilakukan dua tahun sekali untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena tipes.
Oral:
- Sebaiknya tidak diberikan pada anak berusia di bawah 6 tahun
- Untuk perlindungan, berikan 4 dosis yang diberikan empat hari sekali setidaknya seminggu sebelum berpergian ke daerah endemi.
- Dosis untuk pencegahan, dilakukan lima tahun sekali untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena tipes.
Mereka yang tidak dianjurkan menerima vaksin ini:
- Bila Anda mengalami reaksi alergi dari vaksin ini sebaiknya tidak mengulangi menerima vaksin ini.
- Mereka yang memiliki daya tahan tubuh lemah (pengidap HIV/AIDS atau penyakit lain yang bisa mempengaruhi daya tahan tubuh)
- Mereka yang sedang mengonsumsi steroid
- penderita kanker
Jika Anda ingin menjalani vaksinasi ini ada baiknya berkonsultasi dulu dengan dokter spesialisasi penyakit dalam.
Efek samping yang mungkin terjadi
- reaksi alergi
- demam (terjadi pada 1 dari 100 orang)
- Sakit kepala (terjadi pada 3 dari 100 orang)
Demam tipes atau tifoid merupakan masalah serius di negara-negara berkembang,yang mana mengenai sekitar 22 juta anak-anak maupun dewasa per tahun. Setiap tahun, sekitar 216.000-600.000 di antaranya meninggal dunia.
Salmonella Typhi, kuman penyebab tifoid, dapat menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh agen penyakit ini. Kontak yang bersifat langsung dan intens dengan orang yang terinfeksi juga meningkatkan risiko seseorang untuk tertular, terlebih jika daya tahan tubuhnya tengah melemah. Bakteri ini dapat terbawa dalam saluran pembuangan atau aliran darah.
Orang yang terinfeksi biasanya akan menampakkan gejala demam tinggi, lemah, nyeri perut, pusing, mual atau muntah. Ada pula yang disertai diare yang kadang-kadang bercampur darah. Antibiotik sejak lama telah digunakan untuk menangani demam tifoid.
Di Indonesia vaksinasi tifoid tidak diwajibkan, berbeda dengan di luar negeri. Vaksin ini tidak menjamin orang bisa bebas dari penyakit tipes. Semua sangat tergantung pada kebersihan pribadi masing-masing. Kalau orang selalu menjaga kebersihan diri pastinya akan terhindar dari penyakit tipes.
Sumber :
http://life.viva.co.id/news/read/79337-yang_perlu_anda_tahu_tentang_vaksin_tipes
Tidak ada komentar:
Posting Komentar